Minggu, 11 April 2010

Overclocking bukanlah istilah teknis yang resmi, overclocking merupakan istilah populer komputer dalam bahasa Inggris. Overclocking terdiri atas 2 kata utama yaitu " over " dan " clock "
" Over " dalam kamus bahasa inggris berarti "di atas" atau "melampaui", sedangkan " clock " menyatakan clock crystal yang mengontrol kecepatan prosesor. Maka overclock clock . berarti melampaui kecepatan
Secara lengkap istilah overclocking prosesor berarti mengoperasikan prosesor pada kecepatan melampaui kecepatan standar. Jika ada overclock maka juga ada istilah underclock , underclock memiliki arti yang berlawanan dengan overclock , yaitu mengoperasikan prosesor pada kecepatan yang lebih rendah. Tidak ada manfaat yang dapat diperoleh dari underclock , maka dapat dipastikan tidak ada user yang melakukan underclock terhadap prosesor komputernya.
Overclocking adalah upaya yang dilakukan dengan tujuan memaksimalkan/meningkatkan kecepatan kinerja sistem komputer dengan cara meningkatkan multiplier atau bus speed .
Dengan meningkatkan multiplier atau bus speed atau keduanya akan menghasilkan CPU clock speed yang lebih tinggi, dengan naiknya CPU clock speed maka kecepatan kerja prosesor juga meningkat. Selain itu dalam overclocking perlu dicapai suatu sistem komputer yang tetap stabil dan aman dalam arti tidak mengalami crash atau hang saat digunakan.
Jawaban utama mengapa overclocking dilakukan adalah untuk mendapatkan peningkatan kecepatan kerja prosesor, tetapi ada beberapa alasan yang lebih spesifik, antara lain:
  • Memperoleh peningkatan kecepatan kinerja sistem komputer secara permanen tanpa biaya atau dengan biaya minimal yang jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan membeli prosesor baru.
  • Sebatas hanya mencoba kemampuan komputer.
  • Mencoba mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh sebelum memutuskan untuk mengganti prosesor dengan kecepatan yang lebih tinggi dan sama tipenya. Misalnya meng- overclock Pentium 75MHz ke 90MHz sebelum mengganti prosesor lama (Pentium 75MHz) dengan Pentium 90MHz yang sesungguhnya.
  • Memperpanjang usia pemakaian prosesor lama sebagai upaya menghemat biaya, sebelum membeli prosesor baru.
  • Memperpanjang usia pemakaian prosesor lama sambil menunggu jenis prosesor baru diluncurkan/diproduksi.
  • Yang terakhir adalah untuk memperkirakan kemampuan prosesor yang akan diproduksi kemudian dalam versi kecepatan yang lebih tinggi, overclock prosesor dengan tujuan ini biasanya dilakukan dalam waktu singkat dan sangat ekstrim (peningkatan kecepatan sangat jauh). Overclock tersebut juga bertujuan untuk mengetahui batas maksimal (margin) kemampuan suatu prosesor jika di- overclock . Kecepatan yang dicapai tentu saja dibatasi oleh kemampuan prosesor, motherboard dan komponen pendukungnya. Sebagai contoh adalah meng- overclock Pentium II 233MHz ke 333MHz (peningkatan 100MHz). Overclock ini banyak dilakukan oleh para user maupun hardware tester yang kemudian dipublikasikan di Internet.
Overclocking bukan cara yang terbaik untuk mendapatkan peningkatan kecepatan kerja sistem komputer, karena cara termudah adalah membeli dan mengganti prosesor dengan yang baru atau menggunakan prosesor overdrive. Seperti telah disebutkan diatas overclocking dilakukan untuk memperoleh peningkatan performa/kinerja sistem komputer secara keseluruhan dengan biaya minimal atau bahkan tanpa biaya sama sekali karena hanya memerlukan sedikit pengubahan konfigurasi pada motherboard agar sistem komputer dapat beroperasi lebih cepat. Pada kasus lain memerlukan beberapa komponen tambahan berupa pendingin untuk mengatasi masalah panas.
Mengapa prosesor dapat di-overclock?
Harus ada alasan mengapa sebuah prosesor dapat di- overclock . Tentunya sebuah prosesor tidak sejak awal dirancang untuk dapat di- overclock karena hal tersebut merugikan pabrik pembuatnya.
Penyebab prosesor dapat di- overclock adalah karena pabrik pembuat prosesor memberikan label produknya dengan kata "c ertified for" bukan "designed for". Kondisi inilah yang memungkinkan overclocking dilakukan pada prosesor. "Certified for" "designed for" menyatakan pengkhususan kecepatan prosesor hanya untuk kecepatan tersebut. menyatakan kemampuan prosesor untuk beroperasi pada kecepatan tersebut, sedangkan
Sebagai contoh: sebuah prosesor Intel Pentium yang oleh pabrik dinyatakan "c ertified for" 166MHz, berarti prosesor tersebut terbukti dan diakui mampu beroperasi pada kecepatan 166MHz, sedangkan bila oleh pabrik prosesor Intel Pentium dinyatakan "designed for" 166MHz maka prosesor tersebut dibuat untuk beroperasi hanya pada kecepatan 166MHz saja.
Standar kualitas yang tinggi diutamakan oleh pabrik sebelum produknya dilepas, ini disebabkan oleh persaingan yang ketat antar pabrik pembuat prosesor PC, selain itu dengan memproduksi prosesor berkualitas tinggi akan menimbulkan yang baik terhadap pabrik tersebut.
Terkadang prosesor tersebut dibuat pada die yang sama dengan die prosesor lain pada kelasnya yang memiliki kecepatan lebih tinggi.
Sebagai keterangan tambahan perlu dijelaskan bahwa tidak tiap pabrik prosesor melakukan hal seperti yang akan dijelaskan berikut. Lebih spesifik penjelasan berikut didasarkan pada kenyataan yang terjadi pada pabrik prosesor Intel. Pabrik selalu membuat desain prosesor untuk mampu beroperasi pada kecepatan tertinggi, setelah selesai dibuat tiap-tiap prosesor dites untuk melihat apakah prosesor tersebut beroperasi dengan baik pada kecepatan spesifikasi awal yang diberikan. Jika prosesor tersebut menunjukkan indikasi tidak beroperasi pada 100% kecepatannya, maka prosesor tersebut dites ulang dengan kecepatan yang lebih rendah, demikian seterusnya sampai prosesor tersebut lolos tes. Prosesor tersebut kemudian diberi tanda/label sesuai kecepatan hasil tes yang berhasil dilalui. Dipercaya bahwa ketika pabrik melakukan tes prosesor mereka memberi label prosesor pada 1 tingkat kecepatan yang lebih rendah daripada hasil tes yang dilalui, hal ini dilakukan untuk lebih menjamin kehandalan kerja prosesor. Sebagai contoh sebuah prosesor yang lolos tes pada kecepatan 200 MHz akan diberi label 166 MHz. Artinya sebuah prosesor 166 MHz pada komputer telah disertifikasi ( "certified for" ) oleh pabrik mampu untuk beroperasi pada kecepatan 166 MHz, bahkan pada kondisi yang sangat ekstrim. Kondisi ekstrim yang dimaksud adalah temperatur atau suhu yang tinggi (diatas 60° C), jangkauan perubahan tegangan yang lebar(tidak stabilnya arus listrik sumber), penggunaan operasional secara terus-menerus (beberapa tahun non-stop), dan cara pemakaian lain yang berat.
Perlu dipertanyakan mengenai perbedaan clock speed resmi antara prosesor-prosesor Pentium. Contohnya adalah Pentium 150 dan Pentium 166. Keanehan ada pada perbedaan penggunaan tipe tegangan. Pentium 150 menggunakan tegangan standar, sedangkan Pentium 166 menggunakan tegangan VRE. Padahal kenyataan yang ada adalah Pentium 150 dapat beroperasi pada 166MHz hanya dengan mengubah tipe tegangan dari standar menjadi VRE. Dapat disimpulkan bahwa Intel menjual Pentium 166 dengan label Pentium 150 hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Pada akhir tahun 1997 ada isu bahwa perusahaan Intel memberi label prosesor kecepatan tinggi dengan kecepatan yang lebih rendah, ini dilakukan 'hanya untuk' memenuhi permintaan pasar, pelabelan ulang ini dilakukan pada Pentium MMX 200MHz menjadi Pentium MMX166MHz karena permintaan Pentium MMX166 MHz yang tinggi sementara prosesor tersebut tidak lagi diproduksi. Isu tersebut mungkin benar mungkin juga tidak, tetapi tidak ada cara yang tepat untuk membuktikannya karena Intel tidak pernah mengeluarkan pernyataan resmi.
Lalu apa perbedaan antara sebuah prosesor Intel Pentium MMX 166MHz dengan MMX 200Mhz?
Sebenarnya yang membedakan arsitektur desain prosesor adalah ukuran transistornya, sebuah prosesor 0,25mikron lebih cepat dan dingin daripada 0,35mikron. Antara MMX 166MHz dengan 200MHz menggunakan ukuran transistor yang sama yaitu 0,35 mikron. User hanya dapat mempercayai spesifikasi yang diberikan pabrik pada produknya. Jika diberi label 166MHz berarti memang dapat beroperasi optimal pada 166MHz, dan tidak menutup kemungkinan dapat beroperasi pada 200MHz. Tidak tertutup kemungkinan bahwa Intel akan melakukan hal yang sama untuk prosesor-prosesor lain di masa datang.
Dengan adanya 'selisih' batas toleransi atau margin yang dilakukan pabrik untuk komponen prosesornya, maka dalam kondisi yang ideal adalah mungkin untuk "memaksa" komponen pada prosesor untuk kecepatan yang lebih tinggi daripada tingkat yang telah diberikan oleh pabrik. Kondisi ideal yang dimaksud adalah pendinginan yang baik, power supply yang berkualitas dan cukup, motherboard dan memori yang berkualitas tinggi, dsb. Keterangan selanjutnya terdapat pada bagian faktor-faktor yang mempengaruhi hasil overclocking .
Proses memaksa komponen prosesor untuk bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi dari tingkat yang diberikan pabrik kemudian dikenal dengan istilah " overclocking ". Berdasarkan keterangan diatas maka disarankan untuk meng- overclock kecepatan prosesor satu tingkat lebih tinggi karena ini sama saja mengembalikan kecepatan prosesor pada kecepatan sesuai dengan hasil tes yang dilaluinya (hanya berlaku untuk prosesor Intel), dalam batas itulah overclocking dianggap aman.
Sebelumnya perlu ditekankan bahwa tidak setiap sistem atau konfigurasi komputer mampu beroperasi lebih cepat dari sebelumnya dengan overclocking . Penyebabnya adalah karena sistem tersebut telah dimaksimalkan sebelumnya oleh pabrik atau toko penjual komputer agar dapat bersaing. Pabrik/toko tersebut biasanya menggunakan motherboard, memori, power supply yang berkualitas rendah sehingga bisa menekan harga penjualan. Berarti pada komputer tersebut sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan overclocking . Jika dipaksakan dimungkinkan kerja sistem komputer akan terganggu atau terjadi kerusakan permanen. Selain itu overclocking tidak disarankan untuk dilakukan pada komputer/PC built-up rakitan pabrik. Mengapa? Pabrik perakit PC Built-up memiliki desain komponen seperti motherboard, memori, vga, monitor tersendiri maka komponen-komponen tersebut juga didesain khusus untuk masing-masing tipe-tipe prosesor yang digunakan, komponen-komponen dalam PC diberi label/segel khusus untuk memastikan PC tersebut tidak 'diutak-atik' oleh user atau pihak lain. PC Built-up juga jarang menyertakan buku manual motherboard dan komponen-komponennya yang spesifik bagi pembeli. Buku manual sangat diperlukan untuk melakukan overclocking . Tanpa buku overclocking yang dilakukan adalah dengan cara 'coba-coba' yang sangat beresiko, selain itu garansi yang diberikan oleh pabrik akan hilang jika label/segel resmi yang diberikan rusak.
Yang banyak dipercaya saat ini adalah overclocking itu tidak aman, tetapi sekali lagi dengan mengetahui teknik yang benar dan melakukan berbagai pencegahan maka terbuka kesempatan untuk melakukan overclocking tanpa "membakar" prosesor yang digunakan.
Overclocking mempunyai resiko yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem komputer karena mencoba untuk mengoperasikan sistem komputer lebih cepat dari spesifikasinya. Kerusakan ini dapat berupa kerusakan pada komponen atau data corruption . Jika belum pernah mengetahui atau mengalami sebelumnya, lakukan backup data-data penting terlebih dahulu atau agar data-data tersebut aman. Lebih baik lagi jika percobaan overclocking dilakukan dengan menggunakan hard disk cadangan yang tidak berisi data-data penting.
Overclocking akan memperpendek usia kerja prosesor, seberapa lama tidak diketahui, tetapi itu semua tergantung pada sejauh mana overclocking itu dilakukan.
Prosesor dapat rusak sehingga disebut mengalami electromigration . Electromigration electromigration dapat menyebabkan kerusakan permanen pada prosesor. Electromigration tidak secara langsung merusak prosesor, electromigration adalah proses yang lama, sehingga dapat juga dikatakan electromigration memperpendek usia pakai prosesor. Dimisalkan usia normal sebuah prosesor kurang lebih adalah 20 tahun kerja. Tetapi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat, maka sebelum 10 tahun dapat dipastikan user telah mengupgrade atau bahkan membeli komputer baru. terjadi pada chip silikon prosesor dalam area yang beroperasi pada suhu yang sangat tinggi,
Jika ingin terhindar dari electromigration maka satu hal yang penting untuk dilakukan adalah menjaga suhu prosesor agar tetap berada pada suhu operasi yang normal. Cara yang dapat diterapkan antara lain adalah dengan menggunakan pendingin heatsink dan fan yang baik, jika tingkat overclock yang dilakukan cukup tinggi maka sebaiknya menggunakan heatsink dan fan yang lebih besar, atau menggunakan peltier cooler , menggunakan thermal grease, dan membuat sirkulasi udara yang baik pada casing CPU.
Ada kemungkinan munculnya masalah yang tidak terlihat sebelum akhirnya terlambat diketahui. Sebuah contoh adalah ketika proses perhitungan 2+2 menghasilkan 5, keadaan ini menunjukkan prosesor sudah rusak. Karena itu, tidak disarankan untuk melakukan overclocking pada lingkungan kerja yang penting (database & programming).
Resiko sistem komputer mengalami crash atau hang semakin tinggi ketika prosesor di- overclock . Tidak seorangpun ingin sistem komputernya crash atau hang, apalagi bagi pada lingkungan profesional bisnis, mencegah sistem crash atau hang sangatlah penting.

Kamis, 01 April 2010

nilai TIK UTS semester genap 2009/2010

10-1 TI ADAM ZAKIY H 96
10-1UMU TI ADE MARIA W 96
10-1UMU TI ANIS ROSALINA 96
10-1 TI ARIANI PUJI 96
10-1UMU TI AULIA RAHMAN A 100
10-1 TI AYU WULANDAR 96
10-1UMU TI BESTIANA P 88
10-1 TI CLERENCIA M FP 96
1 -1UMU TI DAME ARTHA RIA 92
10-1 TI DHITTA AYU P 88
10-1 TI DIA AYU P 92
10-1UMU TI DITA DESVIANI 88
10-1 TI DYAH FAJAR 92
10-1 TI ELLY DHEA 92
10-1 TI ENDI EFENDI 92
10-1UMU TI ENGKAY L 84
10-1 TI FA IJUN S 96
10-1 TI FAJAR TIMUR M 100
10-1 TI IDA ROSDIANA 92
10-1UMU TI IIF LATIFAH 96
10-1UMU TI ILMA SAVARA 96
10-1 TI INAYAH A 96
10-1 TI INDAH KARTIKA 84
10-1 TI INDAH MAYLITA 84
10-1UMU TI JULIA SULEMAN 84
10-1UMU TI LISA AGUSTIN 84
10-1UMU TI LISMAPIANTI 96
10-1UMU TI MAISA A 92
10-1UMU TI MASDALITA L 88
10-1UMU TI NERISSA A 96
10-1UMU TI NIKKO SETYO A 92
10-1UMU TI NOVIA MUTIARA 80
10-1 TI NOVIA SARI 80
10-1UMU TI NURUL HAKIKI 92
10-1UMU TI RAHMAWATI 88
10-1 TI RAHMITA ANDINY 84
10-1 TI RISMA YUNITA 92
10-1UMU TI RISMAYANTI E 92
10-1 TI ROBIAH A 96
10-1UMU TI RORO PALUPI P 92
10-1 TI SAMUEL TIOPAN 92
10-1 TI SISCA P S P 84
10-1 TI SITI NURJANAH 92
10-1UMU TI SYIFA FAUZIAH 92
10-1 TI TATI ANDARI 92
10-1UMU TI TODY ISFITAZLI 96
10-1UMU TI UJI SUKMA M 88
10-1UMU TI YUNI KARTIKA 92
10-1UMU TI ZACHRA 92
10-2 TI ABDUL MATIN 88
10-2 TI ALAN BUDI K 88
10-2 TI AMELIA NUR I 88
10-2 TI ANIK DWI NOFI 84
10-2UMU TI ANITA AGUSTIA 88
10-2UMU TI ASAN 88
10-2 TI ASRI DAMAYANTI 88
10-2UMU TI BEGAWAN RA A P 88
10-2 TI BERVINA SIRAIT 88
10-2 TI BRIAN ARIZKI 88
10-2 TI CANDRA K 92
10-2 TI CATUR NUGROHO 92
10-2UMU TI DESSY N A 76
10-2 TI DINDA NURAINI 88
10-2 TI ELLA MALINDA 80
10-2 TI FISTY L 88
10-2 TI HERI SETYO AJI 92
10-2UMU TI IKAH YULIANI 84
0
10-2 TI KEVIN JORDAN 92
10-2 TI KEVIN S C 88
10-2UMU TI MAHATIR A M H 88
10-2 TI MARIFATUZZAKIA 84
10-2UMU TI MUH ADJIE D 92
1 - TI M FADILLAH 84
10-2UMU TI M ARIF ZAMZAMI 96
10-2UMU TI MUHLANI 92
10-2 TI NARTATI 88
10-2 TI NOVIYANTI 88
10-2 TI NUCIFERA G N I 84
10-2UMU TI NURFITRIA A 84
10-2 TI NURUL CHOTIMAH 84
10-2 TI PANDU HADI K 88
10-2 TI RACHMA S 80
10-2UMU TI R DHIVA PUTRA 84
10-2UMU TI RATNA 76
10-2UMU TI RUSLITA F 84
10-2UMU TI SEPTA MONICA 80
1 - TI SIN IH N L 84
10-2UMU TI SITI FATIMAH 76
10-2 TI SITI MUNADIROH 76
1 - TI SRI NOVIYANTI 92
10-2 TI SUSMIATI I 80
10-2 TI SYAFIERA R 84
10-2UMU TI TANTRI SETIA N 88
10-2 TI TRIANSYAH 96
10-2 TI WINDY SAFITRA 92
10-2UMU TI WULANDARI 84
10-2 TI ZAKIYAH DRAJAT 80
10-3 AHMAD FAOZI 100
10-3 TI ALDIYANSYAH 100
10-3 TI ALINDA SETYA O 84
10-3 TI ALIYAH 80
10-3UMU TI AMELIA NSN 92
10-3 TI ANNISA SUTAN 88
10-3 TI ASTRIA H 92
10-3 TI AYU CITRA 96
10-3 TI DESI RESWIYANI 84
10-3 TI DEWI LESTARI 76
10-3 TI DHIAN P 92
10-3 TI DINI AMELIA 100
10-3 TI EKA S 92
10-3 TI ELSA PAMELA 100
10-3 TI FAJAR YUSUF H 92
10-3UMU TI FAUZI AUNUR R 92
10-3UMU TI FAZA FAZRIA 92
10-3UMU TI FEBYANA GITA R 92
10-3 TI FENNY KUSUMA W 88
10-3 TI FINA FAUZIAH 96
10-3 TI GITA ANISA S 92
10-3 TI GITA M 80
10-3 TI HENRI PRATAMA 88
10-3UMU TI IKA SANTIKA 96
10-3 TI INRI DOMINICA 88
10-3 TI IRISMAWATI 84
10-3 TI LAILA LUSHI 92
10-3UMU TI LAYLA K DEWI 92
10-3 TI LILI YULIANI R 92
10-3UMU TI MAN WARSING 96
10-3UMU TI MARLINA 92
10-3 TI MEIZZA PUTRI 92
10-3UMU TI MEYLINA I 92
10-3 TI MUH FIQRI D 92
10-3UMU TI NURHANI 92
10-3UMU TI NURUL ANISA 96
10-3UMU TI NURULITA SARI 84
10-3 TI RAHMA DINA S 80
10-3 TI RATNA K 92
10-3 TI RESHA IDRI Y 92
10-3UMU TI RIKKI C F 96
10-3 TI RINI AHADIAH 92
10-3 TI RIRI AFRIZA 92
10-3 TI ROMLY P 96
10-3 TI SITI FATMA S 92
10-3UMU TI SITI KARTIKA 88
10-3 TI SOPIA ROIHANAH 96
10-3 TI SURYA ANGGADHA 96
10-3 TI ZAINUDIN 96
10-4 TI AAN EGISTIA R 96
10-4 TI ADITYA BERIGIF 96
10-4 TI AKBAR RAFENSKA 92
10-4 TI ANDA 88
10-4UMU TI ANDRE ALFIAN 88
10-4UMU TI ANGGITA PUTRI 92
10-4 TI ANISSA P 80
10-4 TI ARFAN PRATAMA 92
10-4UMU TI ARIKA NISRINA 76
10-4 TI ARRY HARIYANTO 84
10-4 TI BAYU ASRI P 88
10-4UMU TI BRAJASENA 88
10-4 TI CIPTO YUDHI H 64
10-4 TI DEVI DWI PUTRI 84
10-4 TI DIMAS GUNTUR G 92
10-4 TI EDWIN W 76
10-4UMU TI ENDI RAMDANI 92
10-4 TI FI KY H 96
10-4 TI GEMUTRI DWI A 84
10-4 TI GIANTY ANNISA 76
10- UMU TI H I CAHYA P 76
10-4 TI INDRIA N 92
10-4 TI IRMA L 88
10-4UMU TI ISMA NURUL F 56
10-4UMU TI KAMELIA 60
10-4 TI LEGAWAN INDRI 84
10-4UMU TI LIA ANDRIYANI 88
10-4UMU TI LINDA DWI A 76
10-4UMU TI LULU ROSA 76
10-4UMU TI M MUFTI ALI 80
10-4UMU TI MIRA NTIBAHRI 88
10-4UMU TI MISYELI W 80
10-4UMU TI MFAIDLURROHMAN 88
10-4 TI MURNI SANTOSO 84
10-4 TI MUTIA DEWI 84
10-4 TI NIA OKTAFIYANI 88
10-4UMU TI NOVIYANTI NS 88
10-4 TI RATIH W 84
10-4UMU TI RAYMOND H S 92
10-4UMU TI REZA ANDRIANI 68
10-4UMU TI RIA MARSELI R 60
10-4 TI RINA 80
10-4 TI RIRI APRI D 72
10-4 TI RORO MEIFI P 84
10-4 TI SARA DINDA 88
10-4UMU TI SELLY C W 88
10-4UMU TI SITI R 92
10-4UMU TI SUCI WORO D 84
10-4 TI WELVI FEBRINA 88
0
10-5 TI ADE MUHAMMAD S 92
10-5 TI ADE RIA 84
10-5UMU TI AL GHIFARY Z 100
10-5 TI AMELIA A 80
10-5 TI ANDONY REXY A 88
10-5 TI ANGGIE ALRI S 88
10-5 TI ARI RUSMIATI 84
10-5UMU TI A TI P 80
10-5 TI CICIH CAHYANI 80
10-5 TI DADAN NUG AHA 92
10-5UMU TI DEVATIA B 84
10-5 TI DWI RETNO A 80
10-5 TI EGI SAGITA 80
10-5 TI EVA JAYANTI R 88
10-5 TI FADIL L R 88
10-5 TI DEVIANA N 92
1 - TI FANUM P 84
10-5 TI FEBYOLA SCH 92
10-5 TI FERA P 84
10-5UMU TI HARMAH 80
1 -5UMU TI HENITA TIBIN 84
10-5 TI HERU PRASETYO 92
10-5UMU TI ISMIYANTI 80
10-5UMU TI KARTIKA L 92
10- UMU TI KELANA ACHMAD 88
10-5UMU TI LELI ELIANA 80
10-5 TI MARGAR ETA 88
10-5UMU TI NATASHA K P H 80
10-5 TI NITA KS 88
10-5UMU TI NITA SARI 76
10-5UMU TI NURSYAFITRI 88
10-5UMU TI NURUL R 88
10-5UMU TI P ABEDNEG 92
10-5 TI RENDY ANDYKA S 88
10-5UMU TI RIANTI 80
10-5UMU TI RIDWAN AZIZ 92
10-5UMU TI RIKA SUWANDANI 80
10- TI RIZKHA F 88
10-5 TI RIZKY HERMAWAN 96
10-5 TI RIZQIA AULIA F 92
10-5 TI SARNI F 80
10-5 TI SARWANI 88
10-5 TI SITI AULIA M S 84
10-5UMU TI SRI RAHAYU 76
10-5 TI SYLVIANA DINAR 88
10-5 TI TEGUH RIZKI P 76
10-5 TI YANIS PERTIWI 84
10-5 TI YESSY YUNITTA 88
10-6 TI AMALIA DWI K 84
10-6 TI ANDI RACHMAN H 92
10-6 TI ANDRE R W 92
10-6 TI ANDI 88
10-6 TI ANGGA HANAN H 80
10-6 TI ANGGAYANA 72
10-6UMU TI ANGGI LESTARI 76
10-6UMU TI ARIF BUDIANTO 76
10-6UMU TI ARNI WININGSIH 88
10-6 TI CARMAN RICARDO 96
10-6UMU TI CHANDRA NUR I 88
10-6 TI CHODIJAH 72
10-6 TI DERI ARISKA 96
10-6UMU TI DEVINA W 92
10-6 TI EMBUN W 84
10-6UMU TI EVRIYANTI 76
10-6 TI FERANANTAKABAN 84
10-6UMU TI IBRAHIM 76
10-6UMU TI ILHAM F 84
10-6UMU TI INDAH JULIANTI 88
10-6UMU TI INDAH S R 96
10-6UMU TI LESTRI 88
10-6UMU TI LIANA 80
10-6 TI LINA OKTARINA 68
10-6UMU TI LINTANG TPMP 88
10-6UM TI LUKMAN NUR H 92
10-6UMU TI MARRA BARKAH A 92
10-6 M THOYIB ILYAS 92
10-6 TI MUHAMAD SIDIQ 92
10-6UMU TI NINA YULYANI 88
10-6 TI NOVIA ROZANA 80
10-6 TI OKTA PANCA S 92
10-6 TI RAINO S J 92
10-6UMU TI MANI NURUL F 92
10-6UMU TI RIANA SUHENDI 88
10-6 TI RIDHO YANUAR W 88
10-6UMU TI RIYANA K A 92
10-6UMU TI RIZKA DWI I 84
10-6 TI RIZKY FETRI Y 88
10-6 TI ROBERTH AXEL 88
10-6UMU TI RUSTIANA E 84
10-6UMU TI SANTO MICHAEL 84
10-6 TI SITI SYARIFAH 100
10-6UMU TI SRI LESTARI 84
10-6UMU TI TAUFAN RIZKY M 96
10-6 TI TREISQY P G 96
10-6UMU TI VRYZKYLIA C V 88
10-6 TI YOGA FEBRI R 84
10-7UMU TI AHMAD JUNDI 88
10-7 TI AHMAD SUTA W 76
10-7UMU TI ANDI QONITAH A 96
10-7 TI ANGGIE KAMELIA 76
10-7 TI ANGGORO N P 88
10-7UMU TI ANNIA U F 88
10-7 TI ASMILIH 80
10-7 TI BAGUS W 88
10-7UMU TI BELLA AM 68
10-7 TI BUDI 80
10-7 TI DAMIANUS J R 84
10-7 TI DANANG P P 96
10-7UMU TI DANU WIDIASTO 88
10-7 TI DAVID BRIAN 80
10-7UMU TI DEDY WAHYUDI 92
10-7UMU TI DEWIOKTAVIANTI 80
10-7 TI DINA MADIANAH 80
10-7 TI DINA RS 84
10-7 TI DINNY LEONI 88
10-7 TI DWINANDA M P 88
10- UMU TI EMIN SAAN 84
10-7UMU TI FITRIANI 80
10-7 TI HAFIZH N 84
10-7UMU TI HANA TRI L 88
10-7UMU TI HASINTONGAN F 88
10-7UMU TI HELMY MUNANDAR 84
10-7UMU TI IRA DWIJAYANTI 88
10-7 TI IRMAWATI D 80
10-7UMU TI JAYANTI 80
10-7 TI KADEK RAMA S 96
10-7 TI LEONARDO G P 96
10-3 TI LINDIAWATI 88
10-7 TI MOH YASIR U H 92
10-7UMU TI M ALVIANDIKA R 88
10-7 TI NANA MUNZIA 88
0
10-7 TI NITA K 88
10-7 TI RADITYA W P 80
10-7UMU TI RANIJULLIYANTI 88
10-7UMU TI RANNY ANDINAR 88
10-7 TI RENATA ANANDA 80
10-7UMU TI KI PRIYA N 92
10-7 TI ROKAYAH 80
10-7UMU TI SANDI APRIAN 96
10-7 TI SILVA FAUZIAH 88
10-7 TI SUBUR CAHYADI 92
10-7 TI SULAEMAN W 92
10-7 TI YUDHA R A 92
10-7UMU TI YUNITA PS 88
10-8UM TI DI YUDA P 72
10-8 TI HMAD N S 92
10-8 TI AKBAR PUTRA S 52
10-8UMU TI LVIN WIBOWO 96
10-8 TI N I MALIK R 96
10-8UMU TI GGA ARDIAN 84
10-8 TI ANI SUMIYATI 76
10-8 TI ARIP GUNAWAN 88
10-8 TI ARYA PUTRA P 96
10-8 TI AYDIL F H 92
10-8UMU TI DEBBY DWI S 84
10-8 TI DERI FAJARI 88
10-8 TI EKO SOPYAN 96
10-8 TI FAJAR ABDUL G 100
10-8 TI FAJAR SIDIK 84
10-8UMU TI FAJRINA 100
10-8 TI GELAR YURSEP P 84
10-8 H RALDO Y 92
10-8 TI HERRI RUSWANDI 92
10-8 TI IDA FARIDA 64
10-8 TI JULIO EFSAT R 92
10-8 TI KISTI KHAERANI 84
10-8 TI MANGALATON J A 84
10-8 TI MEGAWATI 84
10-8 TI M WAHYU R 80
10-8 TI MUHAMAD ANDIKA 92
10-8 TI M FAISAL 76
10-8 TI MUH MUFLIH 96
10-8 TI NANA SURYANA 84
10-8 TI NANDAR AHMAD Z 88
10-8 TI NAUFAL R 88
10-8 TI NESYA TIFFANI 84
10-8UMU TI NURUL FAUZIAH 88
10-8 TI RAMADAN IBNU A 88
10-8UMU TI RATU ASIATI 92
10-8UMU TI REDY SEPTIA 88
10-8 TI REFALDO 76
10-8 TI REZA PERDANA 84
10-8 TI RIKA TRI Y 92
10-8 TI RIKO EKA R 80
10-8 TI SAUT SUTIAWAN 84
10-8 TI SUAN PRADIPTA 80
10-8 TI SUNANDAR 88
10-8 TI SYARIFAH ULFA 84
10-8UMU TI TARA G F 84
10-8 TI TIARA 76
10-8 TI TINI MARYANI 72
10-8UMU TI WANDA RAYNATA 80
10-8UMU TI YANDRA RADIAN 84
10-9 TI ABDHI TIO L 96
10-9 TI DRI N LUZARDI 96
10-9 TI AHMAD JAELANI 92
10-9 TI ANDREAS MAISA 84
10-9 TI ARI 84
10-9 TI ARMADA C 80
10-9 TI ATMA SAPUTRA 88
10-9UMU TI BAMBAN MITRA 72
10-9 TI BUDIYANA 80
10-9 TI DANIA C DEWI 84
10-9 TI DHEAFINA ADANI 84
10-9 TI DHENY KUSUMA 80
10-9 TI EKI SUHADI 56
10-9 TI ENDRA PHANG RU 68
10-9 TI ERNY TRI W 96
10-9 TI FARAH NADIA 72
10-9UMU TI HENDRIAN 88
10-9UMU TI LAMAN SAPUTRA 88
10-9 TI M LIAN G 84
10-9 TI MUGI AGUNG S 84
10-9 TI M WAHYU H 88
10-9 TI MULIA ROHANI L 72
10-9 TI NILUH PUTU P S 76
10-9 ODI 76
10-9 OKTAVIAINDRI A 64
0
10-9UMU TI RAHMAT PONIRAL 88
10-9UM TI RIKI JULIANRI 88
10-9 TI RIO DWI PRASTY 84
10-9 TI RIO RANGGA S 88
10-9 TI RIZKY WAHYUDI 84
0
10-9 TI SAVIRA S S 92
10-9 TI SETYO DADI W 96
10-9 TI SILMI KAFFAH 100
10-9 TI STEFANIE 92
10-9UMU TI STEVEN ABIGAIL 96
10-9UMU TI TITO ARIEF H 92
10-9 TI TOMI JONEL 92
10-9 TRYSESI M R 84
10-9UMU TI WIECA H R 84
10-9 TI WILLY S 92
10-9 TI WIRA HATMOKO 88
10-9 TI YAYAT HIDAYAT 84
10-9 TI YONIARTI N R 88
1 - TI YOPI ANDRIANTO 92